MAKALAH
TINGKAH LAKU IKAN
IKAN GEROT-GEROT (Pamadasys maculatus)
Disusun Oleh :
Nama : MOH SYARIF H
Nim
: 115080200111015
Kelas : Po4
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2014
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Ikan
gerot-gerot (Pamadasys maculatus)
adalah Jenis Ikan demersal Ekonomis penting di Indonesia. Ikan gerot-gerot
memiliki nama umum yaitu Blotched grunt dan biasanya nama lokal
yaitu : Ampas tebu, Gerut-Gerut, Kompele Mas, Bibir Tebal.
Indonesia yang
beriklim tropis, termasuk perairan tropis, terkenal kaya dalam perbendaharaan
jenis-jenis ikannya. Berdasarkan penelitian dan beberapa literatur diketahui
tidak kurang dari 3.000 jenis ikan yang hidup di Indonesia. Dari 3.000 jenis
tersebut sebanyak 2.700 jenis (90 %) hidup di perairan laut dan sisanya 300
jenis (10 %) hidup di perairan air tawar dan payau. Dari jumlah tersebut diatas
tidak semua tergolong ikan ekonomis penting.
Pengertian ekonomis penting yang dimaksud
adalah mempunyai nilai pasaran yang tinggi volume produksi macro yang tinggi
dan luas, serta mempunyai daya produksi yang tinggi. Untuk dapat
dipahami, bahwa ikan-ikan tersebut tidak hanya dimaksudkan jenis- jenis ikan
yang memang mempunyai kwalitas baik dengan nilai harga yang baik pula, seperti
ikan kakap, tenggiri, tongkol, tuna, cakalang, slengseng, kembung, bawal hitam,
bawal putih, bambangan, kerapu, lencam, ekor kuning, beronang, Alu-alu, kuweh
dan lain- lain. Akan tetapi juga jenis-jenis ikan yang kualitas rendah dengan harga
murah namun disini secara macro daya produksinya tinggi, misalnya; teri, petek,
kerong-kerong, gerot- gerot, gulamah, selar, japuh, tembang, sembulak, lemuru,
layang, julung-julung, torani, kurisi, beloso, nomei, manyung, belanak, cucut,
pari dan lain-Lain (Dirjen Perikanan 1979, Katiandagho Kumajas, 1989).
Sumberdaya
Ikan Demersal Ikan demersal adalah jenis ikan yang habitatnya berada di bagian
dasar perairan, dapat dikatakan juga bahwa ikan demersal adalah ikan yang
tertangkap dengan alat tangkap ikan dasar seperti trawl dasar (bottom trawl),
jaring insang dasar (bottom gillnet), rawai dasar (bottom long line), bubu dan
lain sebagainya. Ciri utama sumberdaya Ikan Demersal antara lain memiliki
aktifitas rendah, gerak ruaya yang tidak terlalu jauh dan membentuk gerombolan
tidak terlalu besar, sehingga penyebarannya relatif merata dibandingkan dengan
Ikan Pelagis.
1.2
Tujuan
· Agar
mahasiswa dapat mengetahui klasifikasi ikan gerot-gerot
Mengetahui
morfologi ikan gerot-gerot
· Mengetahui
Dimana habitat ikan gerot-gerot
· Mengetahui
daerah penyebaran ikan gerot-gerot
· Mengetahui Alat Tangkap apa yang
menangkap gerot-gerot secara efektif
· Agar mahasiswa dapat Mengetahui
berenangnya ikan gerot atau aktifitasnya
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Klasifikasi ikan
gerot-gerot Pomadasys maculatus
Ikan gerot – gerot ( Pomadasys maculates ) menjelaskan
bahwa diklasifikasikan sebagai berikut
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Subphylum : Vertebrata
Species :
Pomadasys maculatus
2.2
Morfologi Ikan gerut ( Pomadasys maculates )
Badan memanjang agak pipih (vertikal), tertutup
sisik sampai bagain kepala. Sirip punggung pertama dan kedua menyatu. Tepi
belakang tutup insang bagian depan bergerigi. Ciri khusus ikan Gerot-Gerot
adalah mulut kecil tapi ditutupi oleh bibir yang sangat tebal (sesuai dengan
salah satu nama lokal ikan ini). Sirip dada lebih panjang dan meruncing
dibanding sirip perut. Genus yang umum di Indonesia termasuk Diagramma spp.,
Plectorhynchus spp., dan Pomadasys spp. Nama lokal: Ampas tebu,
Gerut-Gerut, Kompele Mas, Bibir Tebal.
Bentuk tubuh ikan ini panjang dan pipih, dengan
bagian atas tubuh berbentuk cembung apabila tampak samping. Mulut kecil dengan
bibir agak tebal. Rahang atas mencapai ke bagian bawah batas mata. Sirip
punggung memiliki 12 duri keras dan 13-15 jari-jari sirip lemah. Ikan Gerot
gerot memiliki warna tubuh abu-abu keperakan, dengan 4-5 garis membujur
berwarna abu-abu gelap yang putus- putus dan samar pada sisi-sisi tubuhnya.
Tiga atau empat garis tersebut berada di atas garis lateral tubuh. Pada sirip
punggung terdapat 2- 3 bans bercak berwarna coklat. Ikan ini dapat mencapai
ukuran 80 cm, tapi umumnya antara 40-50 cm (FAO 1974).
.
2.3
Habitat
ikan Gerot-Gerot lebih menyenangi
wilayah pantai dengan terumbu karang yang masih baik. hidup di perairan pantai
sampai kedalaman 40 m Beberapa jenis ada yang bermigrasi sampai ke muara sungai
bahkan masuk sungai, namun sebagian besar berada di karang. Dia termasuk jenis
ikan demersal yang soliter. Dia memijah dan telurnya bersifat melayang
(pelagis). Jenis ikan ini sering ditemui oleh penyelam. Pada siang hari ikan
ini sering bersembunyi di bawah terumbu karang dan aktif pada saat malam hari.
Makanan utamanya adalah ikan dan makrofauna lainnya.
Ikan Gerot gerot yang umum
dijumpai di tambak selain Pomadasys hasta adalah Pomadasys maculatus.
Biasanya dijumpai sebagai ikan-ikan liar di tambak dan termasuk hasil
ikutan (rucah) dari produksi tambak (ADRIM et al. 1988). Makanan utama
ikan ini adalah krustasea dan ikan-ikan kecil (FAO 1974). Dengan demikian
gerot-gerot dapat dianggap sebagai hama bagi bandeng dan udang (ADRIM et al.
1988).
2.4
Daerah Penyebaran
Di beberapa daerah,
ikan Gerot gerot dikenal pula dengan nama Krokot (Jawa), Towo ito (Madura),
Garut (Balikpapan), dan di daerah Jakarta dikenal pula dengan nama ikan Kerot
kerot atau Krekot (WEBER & BEAUFORT 1936). Habitat ikan ini adalah perairan
pantai, sampai ke kedalaman 60 m (FAO 1974). Sedangkan penyebarannya di
In-donesia meliputi Sumatera, Jawa, Madura, Bali, Kalimantan, Sulawesi, Teluk
Tomini, Selayar, Sumbawa, Pulau Obi, Pulau Buru, Seram, Ambon dan Waigeu (WEBER
& BEAUFORT 1936).
Daerah penyebaran;
terutama Laut Jawa, sepanjang pantai timur Sumatera, Kalimantan, Sulsel,
Arafuru, ke utara meliputi Teluk Benggala, Teluk Siam, sepanjang Laut Cina
Selatan, Philipinna, ke selatan sampai pantai utara Aus-tralia, ke barat sampai
Afrika Timur
.
2.5
ikan gerot beraktifitas berenang
Ikan Gerot-Gerot lebih menyenangi wilayah
Pantai dengan Terumbu Karang yang masih baik (Plectorhinchus spp.). Beberapa
jenis ada yang bermigrasi sampai ke Muara Sungai bahkan masuk Sungai (Pmadasys
spp.), namun sebagian besar berada di karang. Dia termasuk jenis ikan demersal
yang soliter. Dia memijah dan telurnya bersifat melayang (pelagis). Jenis ikan
ini sering ditemui oleh penyelam. Pada siang hari dia bersembunyi dibawah
Terumbu Karang dan aktif pada saat malam hari. Makanan utamanya adalah ikan dan
makrofauna lainnya. Perikanan: Ikan ini terutama ditangkap dengan alat Pancing
dan Muro Ami
2.6
Penangkapan menggunakan alat tangkap
Ikan ini
terutama ditangkap dengan alat Pancing dan Muro Ami. Kadang-kadang juga tertangkap
dengan Jaring Insang Hanyut. Walaupun tidak begitu mahal, ikan ini juga
termasuk jenis ikan ekonomis penting. Ukurannya bisa mencapai > 70 cm, namun
sering tertangkap pada ukuran 45 cm.
Jenis alat tangkap yang diusahakan dalam skala kecil
termasuk: Jaring Tarik, Bubu, Gill Net (termasuk Jaring Klitik), Pancing Tonda
dan Bagan. Saat ini beberapa jenis Bagan juga sudah diusahakan secara komersial
dan termasuk dalam skala menengah. Alat tangkap skala menengah termasuk: Bagan,
Dogol, Payang dan Lampara. Sedangkan alat tangkap yang termasuk dalam skala
usaha yang lebih besar adalah Purse Seine, Huhate (Pole and Line) dan
modifikasi Trawl.
Alat tangkapan yang paling efektif dalam menangkap
ikan gerot-gerot adalah dibuktikan dengan penelitian yang telah dilakukan
menggunakan bubu bambu dan bubu jaring dengan perbedaan lama perendaman,
diperoleh hasil tangkapan berupa: ikan kakap merah (Lutjanus sanguineus),
ikan tambangan (Lutjanus johni), ikan gerot-gerot (Pomadasys sp.),
ikan kerapu (Epinephelus tauvina), ikan gulamah (Seudociena sp.)
dan ikan Gebel (Platax sp.) serta udang barong (Panulirus sp.).
Komposisi jumlah (individu) dan bobot (gr) hasil tangkapan selamapenelitian
pada bubu bambu, didominasi oleh species target (ikan kakap merah,
tambangan dan gerot-gerot) yaitu sebesar 84% dan 91% Dari hasil tersebut jelas
terlihat bahwa bubu bambu sangat selektif untuk menangkap ikan gerot-gerot,
baik berdasarkan komposisi jumlah (individu) maupun bobot (gr). Demikian juga
dengan komposisi jumlah (individu) dan bobot (gr) hasil tangkapan pada bubu
jaring, didominasi oleh species target (ikan kakap merah, tambangan dan
gerot-gerot) yaitu sebesar 90% atau 95%.
Selain itu, ikan-ikan hasil tangkapan bubu pada saat
hauling masih dalam kondisi hidup, sehingga seleksi terhadap hasil
tangkapan yang menjadi tujuan penangkapan dapat dilakukan, dan melakukan
pelepasan kembali ikan-ikan yang belum layak tangkap atau dilindungi serta
memberikan kesempatan untuk ikan-ikan yang belum layak tangkap tersebut menjadi
dewasa, sehingga diharapkan penggunaan bubu di Mempawah Hilir dapat dikatakan
sebagai salah satu alat penangkapan ikan yang berwawasan lingkungan
(Martasuganda, 2003).
BAB
III
KESIMPULAN
DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Ø Ikan
gerot – gerot ( Pomadasys maculates ) menjelaskan bahwa diklasifikasikan
sebagai berikut
Ø Badan
memanjang agak pipih (vertikal), tertutup sisik sampai bagain kepala. Sirip
punggung pertama dan kedua menyatu. Tepi belakang tutup insang bagian depan
bergerigi.
Ø ikan
Gerot-Gerot lebih menyenangi wilayah pantai dengan terumbu karang yang masih
baik. hidup di perairan pantai sampai kedalaman 40 m Beberapa jenis ada yang
bermigrasi sampai ke muara sungai bahkan masuk sungai, namun sebagian besar
berada di karang.
Ø Di
beberapa daerah, ikan Gerot gerot dikenal pula dengan nama Krokot (Jawa), Towo
ito (Madura), Garut (Balikpapan), dan di daerah Jakarta dikenal pula dengan
nama ikan Kerot kerot atau Krekot (WEBER & BEAUFORT 1936).
Ø Ikan
Gerot-Gerot lebih menyenangi wilayah Pantai dengan Terumbu Karang yang masih
baik (Plectorhinchus spp.).
Ø Ikan
ini terutama ditangkap dengan alat Pancing dan Muro Ami. Kadang-kadang juga
tertangkap dengan Jaring Insang Hanyut.
5.2
Saran
·
Saya berharap tugas makalah tingkah laku
ikan dari pembagian judul ikan kalau bisa yang pasifik atau yang sudah dikenal,
karena ikan tersebut datanya tidak falid seperti ikan lain. Alahamdllah judul
ikan saya yang bernama ikan gerot - gerot bisa saya selesaikan makalahnya
tetapi data ikan gerot spesiesnya hamper sama dengan ikan kerapu dan lain
DAFTAR PUSTAKA
DIREKTORAT JENDERAL
PERIKANAN, DEPARTEMEN PERTANIAN. 1976. Buku Pedoman Pengenalan Sumber Perikanan
Laut. Bagian I (Jenis-jenis ikan ekonomis penting): 170 pp.
DIREKTORAT JENDERAL
PERIKANAN, DEPARTEMEN PERTANIAN. 1994. Ikan-ikan ekonomis penting di Indonesia
(Gambar). Pusat Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian.
FISHER, W. & P. J.
P. WHITEHEAD. 1974. Eastern Indian Ocean and Western Central Pacific, Vol. I,
Rome.
KATIANDAGHO dan
KUMAJAS, 1989. Metode Penangkapan Ikan. Fakultas Perikanan Universitas Sam
Ratulangi.
MUNRO, I.S.R. 1955. The Marine and fresh
water fishes of ceylon. Department of external affairs, Camberra: 351 pp.
MUNRO, I.S.R. 1976. Fishes of New
Guinea. Depatment of Agriculture, Stock and Fisheries, Port Moresby, New
Guinea: 651 pp.
SAMPEKALO, J. dan HARIKEDUA, J. 1982.
Inventarisasi Nama Lokal dan jenis-jenis Ikan Laut yang ekonomis penting di
Sulawesi Utara. Fakultas Perikanan UNSRAT.
SUSILOWATI, BUDIHARJO dan MANDIYANTO.
1994. Ragam Kegiatan Usaha Perikanan. Jurnal. Fakultas Perikanan UNSRAT.
SMITH, J. L. B. 1950. The Sea Fishes of
Southern Afrika : 451 pp.
WEBER, M and L.F. DE BEAUFORT. 1929. The
fishes of the Indo-Australia Archipelogo, Leiden, E.J. Brill 4 : 410 pp.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar